1. Profil
Entreprenuer
Trihatma Kusuma Haliman adalah generasi kedua keluarga Haliman, pendiri Podomoro
Group. Ayahnya, Anton Haliman, membangun antara lain perumahan Simprug dan
Sunter Podomoro. Setelah Trihatma mengendalikan perusahaan ini, di tangan Trihatma
lah, Agung Podomoro berkembang menjadi perusahaan pengembang terkemuka di
Indonesia.
Motto: living in harmony and peaceful mind. Mitra usaha yang dimilikinya sangat banyak. Di Senayan City beliau memiliki mitra usaha sebanyak 11 Orang.
Agung Podomoro kini sudah dan sedang membangun 59 proyek properti, mulai dari properti untuk masyarakat menengah bawah, menengah, dan menengah atas. Semua segmen pasar dimasuki Agung Podomoro.
Lahir di Jakarta, 6 Januari 1952, Trihatma Kusuma Haliman sempat mengenyam pendidikan di Jerman 1970-1973.
Motto: living in harmony and peaceful mind. Mitra usaha yang dimilikinya sangat banyak. Di Senayan City beliau memiliki mitra usaha sebanyak 11 Orang.
Agung Podomoro kini sudah dan sedang membangun 59 proyek properti, mulai dari properti untuk masyarakat menengah bawah, menengah, dan menengah atas. Semua segmen pasar dimasuki Agung Podomoro.
Lahir di Jakarta, 6 Januari 1952, Trihatma Kusuma Haliman sempat mengenyam pendidikan di Jerman 1970-1973.
Pendidikan:
Arsitektur Trier University Kaiserlautern, Jerman,
1970-1973
Karier:
o
Mulai bekerja di Agung Podomoro, 1974
o
Presdir sekaligus pemilik Agung Podomoro, 1986
2. Profil
Bisnis
Trihatma Kusuma Haliman,
Pemilik Grup Agung Podomoro yang mengelola 27 proyek properti berskala besar di Jakarta dan sekitarnya dengan total kapitalisasi Rp15 triliun.
Pengusaha yang sudah
berbisnis perumahan dan konstruksi sejak 1970, dulu sering disebut raja apartemen, tetapi kini dia telah masuk pula ke bisnis pusat perbelanjaan.
Dia pun dinobatkan sebagai salah seorang Tokoh bisnis Paling Berpengaruh 2005 versi
Warta Ekonomi. Dia disebut Raja Apartemen yang Melirik Pusat Perbelanjaan.
Trihatma
percaya orang Jakarta doyan belanja. Alhasil, ia bermain di pembangunan pusat
perbelanjaan. Ketika krisis moneter
mendera bangsa ini, jumlah kredit macet meningkat secara signifikan. Sumbangan
terbesar kredit macet datang dari bisnis properti. Kala itu, hanya sedikit pengembang
yang mampu bertahan. Salah satunya adalah Grup Agung Podomoro (Podomoro). Adalah Trihatma Kusuma Haliman, pemilik Podomoro
yang sudah berbisnis perumahan dan konstruksi sejak 1970, yang
dengan tangan dingin justru membuat Podomoro sangat agresif di masa sulit. Banyak hal menarik jika menyimak kinerja
Trihatma. Dia mengelola 27 proyek properti berskala besar di Jakarta dan
sekitarnya dengan total kapitalisasi Rp15 triliun. Dahulu ia sering disebut
sebagai raja apartemen, tetapi kini Trihatma masuk pula ke bisnis pusat
perbelanjaan. Sejauh ini, ia telah menuntaskan proyek di Mangga Dua Square dan
Plaza Semanggi. Trihatma juga tengah
menyelesaikan proyek Forum di seberang Plaza Senayan dan STC Senayan. Jika
Forum selesai, proyek itu akan meramaikan persaingan antar-pusat perbelanjaan
di Jakarta. Forum mengemban misi menjadi salah satu ikon baru pusat
perbelanjaan Indonesia. Desainnya, kabarnya, merupakan yang terdepan saat ini
di Indonesia. Juli 2005 Trihatma tampak
berbinar ketika topping off Senayan City. Proyek ini akan memberi warna lain
bagi perkembangan bisnis properti di Indonesia karena merupakan "buah
perkawinan" dari pusat perbelanjaan modern berlantai delapan, pusat
perkantoran, hotel, butik, dan apartemen mewah di kawasan Senayan. Trihatma menyadari persaingan antar-pusat
perbelanjaan makin keras. Namun, menurut dia, justru di situlah daya tariknya.
Kata Trihatma, para pebisnis akan makin kreatif menghasilkan inovasi tatkala
kompetisi makin ketat. Ia pun menyebut sejumlah tenant besar, termasuk dari
beberapa negara ASEAN, yang sudah mem-booking tempat. Masuknya mereka ke
Indonesia akan memberi warna tersendiri pada iklim bisnis pusat perbelanjaan modern.
Menurut Trihatma, Jakarta kota
dengan penduduk 12 juta jiwa masih
membutuhkan banyak pusat perbelanjaan. Sukses
Podomoro tak terlepas dari strategi pemasaran yang baik. Strategi pertama
adalah dari segmentasi pasar yang membidik konsumen menengah ke atas. Strategi
kedua adalah brand image. Di sini ada dua brand image
Pertama, sebagai umbrella image, adalah trademark Mediterania. Kemudian, yang kedua, sebagai value brand, adalah perusahaan Grup Agung Podomoro, yang track record-nya sangat baik. Strategi yang ketiga adalah penjualan. Podomoro menggunakan jasa agen-agen penjualan yang profesional.
Pertama, sebagai umbrella image, adalah trademark Mediterania. Kemudian, yang kedua, sebagai value brand, adalah perusahaan Grup Agung Podomoro, yang track record-nya sangat baik. Strategi yang ketiga adalah penjualan. Podomoro menggunakan jasa agen-agen penjualan yang profesional.
3. Kenapa Trihatma K.
Haliman disebut Entreprenuer?
Karena di dalam hidupnya
memiliki motto "living in
harmony and peacefull mind" dengan
kerendahan hati dan ajaran agama yang diajarkan sang ayah membuat Trihatma
berpikiran kalau bisa menyediakan tempat tinggal dengan harga terjangkau dan
bisa dibeli oleh semua kalang akan mendapatkan pahala. dengan begitu ia dapt
berasumsi bukan hanya keuntungan materi yang didapet tetapi juga pahala yang
didapat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain
itu, Trihatma juga memiliki filosofi hidup yakni "how to make everybody happy".
Implementasi dari filosofinya itu adalah membuat para mitranya senang
bekerjasama dengannya. Dengan begitu sehingga menimbulkan living on harmony and
peaceful. Ia berprinsip jika semua itu dilakukan, maka hidupnya pun akan
sukses. Karena dalam jiwa yang sehat, terdapat tubuh yang sehat dan jika tubuh
sudah sehat akan muncul ide-ide cemerlang. Menurutnya harmonisasi sangat
penting karena jika kita hidup harmonis akan menghasilkan konsep yang besar. Selain itu juga, ia
menjalankan bisnisnya dengan berpegang teguh disiplin, tidak emosi, jangan
nafsu, dan jangan serakah
4. Karakter dan
Motivasi yang dimiliki?
Berani memulai bisnis di saat
krisis, itulah intisari pembicaraan Trihatma Kusuma Haliman pada sesi acara success
story Investor Summit 2010. Sosok dan pribadi Trihatma, tak banyak orang
yang tahu. Kalangan bisnis dan investor, mungkin lebih mengenal PT. Agung
Podomoro Land, Tbk (APLN), dibanding sosok Trihatma yang notabene merupakan
pendiri dan pemilik perusahaan properti tersebut. Sosok Trihatma sebagai
pribadi yang humble, jauh dari hingar bingar selebritas dan pentas. Agaknya
dia orang yang penuh prinsip. Begitu kesan yang muncul dari pria kelahiran
Jakarta 58 tahun lalu itu. Selain itu beliau memiliki motto "living in harmony and peacefull mind". Dengan kerendahan hati yang
dimiliki beliau, sehingga beliau bisa sukses mengembangkan usaha property
miliknya hingga saat ini berkembang pesat.
5. Bagaimana memulai usaha?
Memulai usaha di usia yang relatif
muda, Trihatma banyak menyerap filosofis dan gaya kepemimpinan sang ayah. Dari
ayahnya-lah, Trihatma belajar bagaimana mengelola dan mengolah tanah. Tahun
1974, menjadi awal karier Trihatma di bisnis tanah dan properti. Dengan
bermodalkan Rp 270 juta dari hasil pinjaman bank, Trihatma memberanikan diri
mengakuisisi proyek properti di daerah Sunter Podomoro, Jakarta Utara. Kelak,
dari wilayah itulah bisnis ayah dua anak itu terus maju dan berkembang. Menurutnya,
ada dua kunci keberhasilan dalam berbisnis properti : Lokasi dan Momentum.
Krisis Asia tahun 1997-1998, menjadi momentum keberhasilan Trihatma. Pada masa
itu, dia banyak membeli landbank di wilayah-wilayah strategis Jakarta.
Orang-orang yang terlilit krisis, melepas tanah-tanah mereka dengan harga cukup
murah. Kemudian dari tempat strategis itulah dia mendirikan puluhan apartemen
dan mal. Plaza Semanggi, Central Park, dan Pakubuwono Residences, adalah
proyek-proyek prestisius garapan Trihatma. Dari hasil bisnis properti inilah,
majalah Forbes menempatkannya ke dalam kelompok 40 orang terkaya di Indonesia.
Dengan kekayaan sebesar USD 900 juta pada tahun 2008, Trihatma duduk di urutan
ke-8. Seperti halnya bursa saham dan emas, Trihatma memperlakukan tanah
layaknya berinvestasi di kedua instrumen tersebut. Beli di saat harga turun,
dan melepasnya di harga puncak. Selain harga, timing yang tepat-pun
harus pula diperhatikan. Trihatma berujar, krisis 2008 yang meruntuhkan pasar
properti Abang Sam, tak membuatnya ciut. Menurutnya, justru saat inilah momentum
Agung Podomoro untuk mengakuisisi tanah-tanah murah nan strategis. Sekaligus
mempercepat penyelesaian proyek-proyek properti, dengan harapan di saat proyek
tersebut selesai, ekonomi akan pulih dan calon pembeli-pun antri membelinya.
Membangun citra dan kepercayaan masyarakat, menjadi salah satu misi Trihatma ke
depan. Untuk itu, maka jor-joran iklan Agung Podomoro terlihat dimana-mana. Trihatma,
boleh jadi satu dari sekian ratus ribu pemain properti yang memiliki konsep
cukup cemerlang. Dia memperkirakan dalam jangka waktu lima tahun ke depan, lalu
lintas Jakarta akan crowded dan memuakkan. Maka pada saat itulah, kaum
urban akan memilih tinggal di tengah kota yang dekat dengan kantor tempat
mereka bekerja. Konsep ”back to the city”, merupakan pengejawantahan
dari ramalannya tersebut. Dengan menawarkan apartemen terjangkau di area downtown,
Trihatma sekaligus membantu pemerintah mengurai kemacetan kota. Selain merajai
apartemen, Trihatma juga ikut merambah sektor mal dan pusat perbelanjaan.
Setelah sukses mengembangakan pusat perbelanjaan papan atas Senayan City, kini
mal untuk kalangan jetzet-pun kembali dibesut. Mengkombinasikan kantor, mal,
dan apartemen dalam satu lokasi, Kuningan City hadir menyemarakkan poros sabuk
belanja Satrio-Casablanca. Dengan menghadirkan tenant-tenant wahid kelas
dunia, Kuningan City ingin memposisikan dirinya sebagai mal dengan titel AAA.
Proyek yang diperkirakan rampung medio 2011 mendatang, digadang-gadang akan
menjadi pusat gaya hidup paling prestisius di jantung ibu kota Jakarta. Ke
depan, masyarakat tentunya menunggu gebrakan Trihatma dalam membangun proyek
properti prestisius lainnya. Terlebih lagi, Agung Podomoro baru mendapatkan
dana segar senilai Rp 1,8 triliun dari hasil IPO-nya di Bursa Efek Indonesia.
6. BMC Perusahaan
Customer Segment
|
Value
Proposition
|
Channels
|
Sektor Properti Indonesia
Indonesia adalah
negara dengan arus urbanisasi yang kuat yang telah menciptakan peluang bagi
industri perumahan seperti tercermin dengan semakin banyaknya permintaan akan
ruang kantor, ruang ritel dan hunian yang menunjukkan peningkatan signifikan
dari tahun ke tahun. Tren ini telah direspon oleh Perseroan melalui strategi
untuk melebarkan portofolio dengan membangun lebih banyak proyek real estat.
|
Agung Podomoro Group merupakan
salah 1 perusahaan property yang mampu membangun banyak proyek real estat
yaitu: Perumahan, Perkantoran, Ritel, Industrial, dan Hotel.
|
|
Customer Relationship
|
Revenue Stream
|
Key Resource
|
|
Penjualan properti Agung podomoro
Group
|
|
Key activities
|
Key Partner
|
Cost Structure
|
Yaitu mengembangkan lebih banyak
lagi pangsa pasar property di Indonesia dengan membangun banyak perumahan,
mall, kantor dan sebagainya dengan konsep “GO GREEN”( ramah lingkungan) agar
perkembangan pangsa property di Indonesia tidak mencemarkan lingkungan
|
Partner Agung Podomoro Group
bukanlah berbentuk perseroan terbatas ataupun perusahaan besar melainkan
orang-orang yang menanamkan investasi ke perusahaan property Agung Podomoro
Group
|
|
7. Kesimpulan
Bisnis
property merupakan
suatu ide yang sangat menjanjikan
di masa depan. Dan dalam penyelenggaraannya
sangat penting melakukan survei
tentang pangsa pasar dan mendalami minat para konsumen dalam pasar
tertentu,melakukan usaha yang banyak untuk pengembangan bisnis, menentukan keseimbangan biaya antara modal dan
pengeluaran, mampu menaksir prospek
keuntungan bisnis dan rentang
waktu pengembalian modal secepatnya, serta menentukan lokasi strategis
untuk pelaksanaan bisnis.
Ide
Desain: Dalam membuka
bisnis property sangat diperlukan adanya ide desain. Hal ini ditentukan berdasarkan
analisa aksesibilitas, sirkulasi, view ke dalam tapak dan luar
tapak,keistimewaan lahan utama, keistimewaan lahan lingkungan sekitar, posisi
bangunan terhadap lingkungan,
dan pertimbangan investasi di dalam besaran ruang keterkaitan dengan program pemerintah dan regulasinya.
Ide Harga: Ide untuk rekomendasi harga pemasaran perumahan, harga sangat perlu diperhatikan. Hal ini ditentukan melalui kondisi existing lahan
dan letaknya terhadap kondisi lingkungan sekitar.Rata-rata cara mendapatkan laba yang
banyak dari usaha bisnis properti yaitu dengan membeli tanah didaerah yang
kurang strategis kemudian mengolahnya dengan tepat dapat membuat
harga jual kembalinya lebih tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar