Keuangan

Keuangan

Rabu, 28 Oktober 2015

RYSYA HARIANI_1306465773_ANNE PATRICIA SUTANTO (Garmen)

          
PROFIL ENTREPRENEUR





Nama                                     : Anne Patricia Sutanto

Tempat, Tanggal Lahir        : Surakarta, 28 Oktober 1972

Pendidikan            :

- S1 Teknik Kimia University of Southern California di Amerika Serikat (1992)

- Master of Bussiness Administration (MBA) di Layola Marymount University, Los Angeles, USA (1994)

Jabatan                 :

·    Vice President Director PT Pan Brothers

·     President Director PT Plymilindo Perdana, PT Indo Veneer Utama, dan PT Pancaprima Eka Brothers

·    Director di PT Homeware International Indonesia, PT Nine Square Indonesia, dan PT Central Energy Pratama

·    Commissioner di PT Anugerah Perkasa Semesta

·     President Commissioner di PT Bumi Teknokultura Unggul, PT Andira Agro, dan PT Metaepsi.




 PROFIL BISNIS / PERUSAHAAN

PT Pan Brother berdiri pada 21 Agustus 1980 yang memulai usaha di bidang garmen dan berkantor pusat di Tangerang, Banten. Pada 1990, perseroan mencatatkan sahamnya (IPO) di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).
Pada 2005, perseroan mengakuisisi PT Pancaprima Ekabrothers yang juga bergerak di bidang industri garmen.

Tahun ini perseroan merampungkan proses akuisisi terhadap PT Hollit International, sebuah perusahaan sales agent yang memiliki jaringan luas di seluruh dunia. Seiring dengan itu, sejak tahun lalu perseroan mengubah visi bisnis dari integrated world wide garment manufacturer menjadi garment suplier. Dengan perubahan visi bisnis ini, ruang lingkup usaha perseroan akan lebih luas, mulai dari hulu hingga hilir.  Tidak hanya ingin menjadi perusahaan manufaktur saja
.
Karena produk garmen sangat beragam dengan konsep garment supplier, perusahaan bisa memasok garmen ke seluruh dunia untuk berbagai jenis pakaian. Jika Pan Brothers focus di pesanan lifestyle ware, Pancaprima menangani pesanan khusus untuk sport ware.Perusahaan ini memproduksi garmen dengan merk Uniqlo, Rebook, Adidas, The North Face, Salomon, dan Nike yang telah memiliki 14 pabrik dan direncanakan akan ditambah tiga lagi pada tahun 2016.

Posisi Pancaprima hanyalah anak usaha, bukan merupakan sub kontrak dari Pan Brothers. Jadi kegiatan ekspornya langsung ke pemilik brand. Bersama induk usahanya, perseroan berambisi menjadi The Next Indonesian Ortega dan head to head dengan brand ternama dunia Zara. Untuk mewujudkannya pada Juni 2013 lalu Pancaprima bersama Ekabrothers melakukan soft launching brand pertama mereka yaitu Zoe. Negara tujuan ekspor Pancaprima adalah AS,wilayah eropa, Jepang, China, Korea Selatan, Australia dan lainnya yang mencapai 30 negara lebih. Tantangan dalam bisnisnya adalah segala gejolak yang ada hubungannya dengan buruh karena ia merupakan perusahaan yang padat karya


 KARAKTER DAN MOTIVASI YANG DIMILIKI

Meski terlahir sebagai anak dari keluarga yang kaya raya, Anne juga bekerja keras membangun bisnisnya. Setelah bergabung dengan Pan Brothers pada tahun 1997, Ia membuka usahanya sendiri yaitu Homeware International yang memproduksi furniture dan aksesoris rumah untuk ekspor.

Walau sudah menjadi sosok pengusaha wanita sukses namun ia tetap bisa membagi waktu antara keluarga dan pekerjaannya. Disini tercermin karakter bahwa ia tidak melupakan kewajibannya sebagai wanita dan ambisi terhadap usaha serta karirnya.Anne tidak merasa kesulitan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di perusahaan meski harus membagi waktu dan perhatian dengan keluarga. Ia juga ingin menjadi inspirator bagi anak-anaknya dan bagi bawahannya melalui dedikasi, cara hidup, dan prinsip yang ia pegang. Memang tidak mudah menjalaninya,karena Ia sudah bekerja sebelum menikah. Dari awal, dedikasinya adalah ingin berkarier. Anne sudah berkomitmen dengan suami jika sudah menikah ia ingin tetap bekerja, dan suami Anne pun setuju asal ada quality time dengan keluarga. Menurut wanita kelahiran Solo ini, kuncinya adalah pintar membagi waktu. Kewajiban sebagai ibu rumah tangga sekaligus wanita karier juga harus dilaksanakan beriringan.

Dalam karier, Anne menekankan kepada semua orang untuk pegang komitmen. Untuk bisa sukses bukan hanya smart working, tapi juga hard working. Menurutnya kesuksesan yang ia raih juga berkat lima prinsip. Kerja cerdas (smart work), kerja keras (hard work), memiliki compassion, integritas, dan daya tahan (endurance) merupakan lima prinsip yang ia pegang teguh.

Selain sukses sebagai pengusaha wanita di Indonesia yang banyak memberi dampak bagi Indonesia, Anne juga sosok yang sangat peduli dengan sesama. Hal ini terbukti dimana ia menjadi salah satu dari 8 pengusaha yang mendonasikan dana untuk Indonesia Health Fund yang bekerja sama dengan Bill Gates. 



 PROSES BISNIS

Pada awalnya setelah menyelesaikan kuliah S1, Anne magang di PT Kayu Lapis Indonesia yang merupakan perusahaan keluarga ayahnya, namun hanya dalam waktu sebentar. Karena pada saat itu ia dianggap masih terlalu hijau, akhirnya ayahnya meminta untuk kuliah program Master Of Bussiness Administrastion (MBA) di Amerika Serikat dan mengambil spesialisasi finance.

Setelah lulus, ia berkarier di bagian Bussiness Development PT Kayu Lapis Indonesia selama 1,5 tahun. Namun, selama masa itu pamannya sebagai salah satu pemegang saham, dan tidak welcome terhadap Anne. Permasalahannya bukan karena kualifikasi yang ia miliki namun karena pamannya tidak berkenan jika Anne mengetahui lebih lanjut dan mengembangkan bisnis PT Kayu Lapis Indonesia tersebut bersama dia.

Pada pertengahan Agustus 1996, Anne meloncat sebagai professional. Ia mengincar perusahaan-perusahaan yang menjadi top-ten di Indonesia. Ia merasa mampu baik  dari segi pendidikan maupun bahasa. Ia memiliki Bahasa Inggris yang sangat bagus. Namun di saat hari Ia akan dimulai untuk tes wawancara pekerjaan tersebut, Pamannya dari pihak Ibu memintanya untuk bergabung dengan perusahaannya, PT Batik Keris. Awalnya Ia menolak, karena berfikir telah menolak perusahaan keluarga sebelumnya. Di PT Batik Keris Anne hanya bergabung selama enam bulan. Ternyata Ia disiapkan untuk terjun di perusahaan yang akan di take-over Keris Group, yaitu Pan Brothers.

Singkat kata, setelah melalui tender offer pada 1996 dan melalui pengambilalihan pada 1 April 1997, Ia menjadi Direksi Pan Brothers sebagai direktur keuangan. Ia juga mengikuti menjadi tim due diligence pembelian saham Pan Brothers. Pan Brothers yang dulu dengan sekarang sangat berbeda. Dari sisi size usaha, dulu hanya ada di Tangerang, plus kepemilikan saham 50% di PT Panca Prima Ekabrothers. Pada 1997, sales hanya US$ 12 Juta dan pada akhir 2013 sudah mencapai US$ 340 JUTA.

Kini ia telah menjadi wakil direktur PT Pan Brothers dan wakil direktur PT. Pancaprima Ekabrothers. Perusahaan ini memproduksi garmen dengan merk Uniqlo, Rebook, Adidas, The North Face, Salomon, dan Nike. Pada Juni 2013 lalu Pancaprima bersama Ekabrothers melakukan soft launching brand pertama mereka yaitu Zoe. Negara tujuan ekspor Pancaprima adalah AS,wilayah eropa, Jepang, China, Korea Selatan, Australia dan lainnya yang mencapai 30 negara lebih. Selalin memiliki bisnis garmen, Anne juga memiliki bisnis perkebunan, furniture.

BMC ( Bussiness Model Canvas)

1.   Costumer Segments :
Produsen Brand Adidas, The North Face, Salomon, Rebook, Uniqlo, dan Nike

2.   Value Propositions :
Perusahaan garmen PancaPrima Ekabrothers bersama Pan Brothers selalu menawarkan nilai artistic yang tinggi dalam memproduksi produk mereka, dimana menggunakan performance sport ware yang berhubungan dengan technical ware, sehingga membuat produk mereka menjadi produk yang belum tentu bisa dibuat oleh perusahaan garmen lainnya.

3.   Channels :
Perusahaan ini melakukan penjualan dengan mengekspor produknya ke brand sport ware yang telah berkerja sama. Prinsip perusaahaan ini dalam melakukan penjualannya adalah dengan memperkuat R&D,lalu fabric sourcing dan mencukupi kapasitas. Maka dengan demikian buyer yang akan datang dengan sendirinya.
Selain itu, strateginya adalah dengan memanfaatkan perdagangan bebas yang sudah berlaku antara Kamboja dengan Eropa atau Vietnam dengan Amerika.

4.   Costumer Relationship :
Melalui kerja sama ekspor barang ke suatu perusahaan produsen brand sport ware dengan memperluas relasi bersama perusahaan produsen brand sport ware lainnya. Dalam hal ekspansi brand baru, perusahaan ini melakukan trial beberapa brand seperti Under Armour, Arcteryx, Jack Wolfskin dan H&M.

5.   Revenue Streams :
Penjualan produk yang dihasilkan.

6.   Key Resources :
Perusahaan garmen ini memiliki asset perusahaan berupa SDM dan mesin yang tersebar di 14 Pabriknya.

7.    Key Activities:
Ekspor produk ke perusahaan produsen brand sport ware.

8.   Key Partnership :
Untuk mengirimkan produk ke perusahaan produsen brand sport ware tersebut, perusahaan ini memerlukan jasa pengangkutan dan pengiriman produknya.

9.   Cost Structure:
Fixed Cost : Gaji pegawai, biaya pemeliharaan gedung pabrik, biaya pemeliharaan mesin dan alat, biaya promosi.
Variable Cost : Biaya yang berhubungan langsung dalam memproduksi kain yang dihasilkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar