PROFIL ENTREPRENEUR
Nama : Anne Patricia Sutanto
Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 28 Oktober 1972
Pendidikan :
- S1 Teknik Kimia University of Southern California di
Amerika Serikat (1992)
- Master of Bussiness
Administration (MBA) di Layola Marymount University, Los Angeles, USA (1994)
Jabatan :
· Vice
President Director PT Pan Brothers
· President
Director PT Plymilindo Perdana, PT Indo Veneer Utama, dan PT Pancaprima Eka
Brothers
· Director
di PT Homeware International Indonesia, PT Nine Square Indonesia, dan PT
Central Energy Pratama
· Commissioner
di PT Anugerah Perkasa Semesta
· President
Commissioner di PT Bumi Teknokultura Unggul, PT Andira Agro, dan PT Metaepsi.
PROFIL BISNIS /
PERUSAHAAN
PT Pan Brother
berdiri pada 21 Agustus 1980 yang memulai usaha di bidang garmen dan berkantor
pusat di Tangerang, Banten. Pada 1990, perseroan mencatatkan sahamnya (IPO) di
Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).
Pada 2005,
perseroan mengakuisisi PT Pancaprima Ekabrothers yang juga bergerak di bidang
industri garmen.
Tahun ini
perseroan merampungkan proses akuisisi terhadap PT Hollit International, sebuah
perusahaan sales agent yang memiliki jaringan luas di seluruh dunia. Seiring
dengan itu, sejak tahun lalu perseroan mengubah visi bisnis dari integrated
world wide garment manufacturer menjadi garment suplier. Dengan perubahan visi
bisnis ini, ruang lingkup usaha perseroan akan lebih luas, mulai dari hulu
hingga hilir. Tidak hanya ingin menjadi
perusahaan manufaktur saja
.
Karena produk
garmen sangat beragam dengan konsep garment supplier, perusahaan bisa memasok
garmen ke seluruh dunia untuk berbagai jenis pakaian. Jika Pan Brothers focus
di pesanan lifestyle ware, Pancaprima menangani pesanan khusus untuk sport
ware.Perusahaan ini
memproduksi garmen dengan merk Uniqlo, Rebook, Adidas, The North Face, Salomon,
dan Nike yang telah memiliki 14 pabrik dan direncanakan akan ditambah tiga lagi
pada tahun 2016.
Posisi Pancaprima
hanyalah anak usaha, bukan merupakan sub kontrak dari Pan Brothers. Jadi
kegiatan ekspornya langsung ke pemilik brand. Bersama induk usahanya, perseroan
berambisi menjadi The Next Indonesian Ortega dan head to head dengan brand
ternama dunia Zara. Untuk mewujudkannya pada Juni 2013 lalu Pancaprima bersama
Ekabrothers melakukan soft launching brand pertama mereka yaitu Zoe. Negara
tujuan ekspor Pancaprima adalah AS,wilayah eropa, Jepang, China, Korea Selatan,
Australia dan lainnya yang mencapai 30 negara lebih. Tantangan dalam bisnisnya
adalah segala gejolak yang ada hubungannya dengan buruh karena ia merupakan
perusahaan yang padat karya
KARAKTER DAN MOTIVASI YANG DIMILIKI
Meski terlahir sebagai anak
dari keluarga yang kaya raya, Anne juga bekerja keras membangun bisnisnya. Setelah
bergabung dengan Pan Brothers pada tahun 1997, Ia membuka usahanya sendiri
yaitu Homeware International yang memproduksi furniture dan aksesoris rumah
untuk ekspor.
Walau sudah menjadi sosok pengusaha wanita
sukses namun ia tetap bisa membagi waktu antara keluarga dan pekerjaannya.
Disini tercermin karakter bahwa ia tidak melupakan kewajibannya sebagai wanita
dan ambisi terhadap usaha serta karirnya.Anne tidak merasa kesulitan
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di perusahaan meski harus membagi waktu
dan perhatian dengan keluarga. Ia juga ingin menjadi inspirator bagi
anak-anaknya dan bagi bawahannya melalui dedikasi, cara hidup, dan prinsip yang
ia pegang. Memang tidak mudah menjalaninya,karena Ia sudah bekerja sebelum
menikah. Dari awal, dedikasinya adalah ingin berkarier. Anne sudah berkomitmen
dengan suami jika sudah menikah ia ingin tetap bekerja, dan suami Anne pun
setuju asal ada quality time dengan keluarga.
Menurut wanita kelahiran Solo ini, kuncinya adalah pintar membagi waktu.
Kewajiban sebagai ibu rumah tangga sekaligus wanita karier juga harus
dilaksanakan beriringan.
Dalam karier, Anne menekankan kepada semua
orang untuk pegang komitmen. Untuk bisa sukses bukan hanya smart working, tapi juga hard
working. Menurutnya kesuksesan yang ia raih juga berkat lima
prinsip. Kerja cerdas (smart work), kerja keras (hard work), memiliki compassion,
integritas, dan daya tahan (endurance) merupakan lima
prinsip yang ia pegang teguh.
Selain sukses sebagai pengusaha wanita di
Indonesia yang banyak memberi dampak bagi Indonesia, Anne juga sosok yang
sangat peduli dengan sesama. Hal ini terbukti dimana ia menjadi salah satu dari
8 pengusaha yang mendonasikan dana untuk Indonesia Health Fund yang bekerja
sama dengan Bill Gates.
PROSES BISNIS
Pada awalnya setelah
menyelesaikan kuliah S1, Anne magang di PT Kayu Lapis Indonesia yang merupakan
perusahaan keluarga ayahnya, namun hanya dalam waktu sebentar. Karena pada saat
itu ia dianggap masih terlalu hijau, akhirnya ayahnya meminta untuk kuliah
program Master Of Bussiness Administrastion (MBA) di Amerika Serikat dan
mengambil spesialisasi finance.
Setelah lulus, ia berkarier
di bagian Bussiness Development PT Kayu Lapis Indonesia selama 1,5 tahun.
Namun, selama masa itu pamannya sebagai salah satu pemegang saham, dan tidak
welcome terhadap Anne. Permasalahannya bukan karena kualifikasi yang ia miliki
namun karena pamannya tidak berkenan jika Anne mengetahui lebih lanjut dan
mengembangkan bisnis PT Kayu Lapis Indonesia tersebut bersama dia.
Pada pertengahan Agustus
1996, Anne meloncat sebagai professional. Ia mengincar perusahaan-perusahaan
yang menjadi top-ten di Indonesia. Ia merasa mampu baik dari segi pendidikan maupun bahasa. Ia
memiliki Bahasa Inggris yang sangat bagus. Namun di saat hari Ia akan dimulai untuk
tes wawancara pekerjaan tersebut, Pamannya dari pihak Ibu memintanya untuk
bergabung dengan perusahaannya, PT Batik Keris. Awalnya Ia menolak, karena
berfikir telah menolak perusahaan keluarga sebelumnya. Di PT Batik Keris Anne
hanya bergabung selama enam bulan. Ternyata Ia disiapkan untuk terjun di
perusahaan yang akan di take-over Keris Group, yaitu Pan Brothers.
Singkat kata, setelah
melalui tender offer pada 1996 dan melalui pengambilalihan pada 1 April 1997,
Ia menjadi Direksi Pan Brothers sebagai direktur keuangan. Ia juga mengikuti
menjadi tim due diligence pembelian saham Pan Brothers. Pan Brothers yang dulu
dengan sekarang sangat berbeda. Dari sisi size usaha, dulu hanya ada di
Tangerang, plus kepemilikan saham 50% di PT Panca Prima Ekabrothers. Pada 1997,
sales hanya US$ 12 Juta dan pada akhir 2013 sudah mencapai US$ 340 JUTA.
Kini ia telah menjadi wakil
direktur PT Pan Brothers dan wakil direktur PT. Pancaprima Ekabrothers. Perusahaan ini
memproduksi garmen dengan merk Uniqlo, Rebook, Adidas, The North Face, Salomon,
dan Nike. Pada Juni 2013 lalu Pancaprima bersama Ekabrothers melakukan soft
launching brand pertama mereka yaitu Zoe. Negara tujuan ekspor Pancaprima
adalah AS,wilayah eropa, Jepang, China, Korea Selatan, Australia dan lainnya
yang mencapai 30 negara lebih. Selalin memiliki bisnis garmen, Anne juga memiliki bisnis perkebunan,
furniture.
BMC ( Bussiness Model Canvas)
1. Costumer Segments :
Produsen Brand Adidas, The North Face, Salomon,
Rebook, Uniqlo, dan Nike
2. Value Propositions :
Perusahaan garmen PancaPrima Ekabrothers bersama Pan
Brothers selalu menawarkan nilai artistic yang tinggi dalam memproduksi produk
mereka, dimana menggunakan performance sport ware yang berhubungan dengan
technical ware, sehingga membuat produk mereka menjadi produk yang belum tentu
bisa dibuat oleh perusahaan garmen lainnya.
3. Channels :
Perusahaan ini melakukan penjualan dengan mengekspor
produknya ke brand sport ware yang telah berkerja sama. Prinsip perusaahaan ini
dalam melakukan penjualannya adalah dengan memperkuat R&D,lalu fabric
sourcing dan mencukupi kapasitas. Maka dengan demikian buyer yang akan datang
dengan sendirinya.
Selain itu, strateginya adalah dengan memanfaatkan
perdagangan bebas yang sudah berlaku antara Kamboja dengan Eropa atau Vietnam
dengan Amerika.
4. Costumer Relationship :
Melalui kerja sama ekspor barang ke suatu perusahaan
produsen brand sport ware dengan memperluas relasi bersama perusahaan produsen
brand sport ware lainnya. Dalam hal ekspansi brand baru, perusahaan ini
melakukan trial beberapa brand seperti Under Armour, Arcteryx, Jack Wolfskin
dan H&M.
5. Revenue Streams :
Penjualan produk yang dihasilkan.
6. Key Resources :
Perusahaan garmen ini memiliki asset perusahaan berupa
SDM dan mesin yang tersebar di 14 Pabriknya.
7. Key Activities:
Ekspor produk ke perusahaan produsen brand sport ware.
8. Key Partnership :
Untuk mengirimkan produk ke perusahaan produsen brand
sport ware tersebut, perusahaan ini memerlukan jasa pengangkutan dan pengiriman
produknya.
9. Cost Structure:
Fixed Cost : Gaji pegawai, biaya pemeliharaan gedung
pabrik, biaya pemeliharaan mesin dan alat, biaya promosi.
Variable Cost : Biaya yang berhubungan langsung dalam memproduksi kain
yang dihasilkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar