Profil entrepreneur
Beliau lahir di Borobudur, Magelang, 27 September
1931, dia merupakan wartawan dan salah satu pendiri surat kabar Kompas.
Jakob adalah putra seorang pensiunan guru di Sleman, Yogyakarta. Setelah lulus
SMA (Seminari) di Yogyakarta, ia mengajar di SMP Mardiyuwana (Cipanas, Jawa
Barat) dan SMP Van Lith Jakarta. Tahun 1955, ia menjadi redaktur mingguan
Penabur di Jakarta. Jakob kemudian melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi
Publisistik Jakarta dan Fakultas Sosial Politik UGM Yogyakarta.
Jakob Oetama adalah penerima doktor honoris causa ke- 18-yang dianugerahkan
UGM setelah sebelumnya gelar yang sama dianugerahkan UGM kepada Kepala Negara
Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah. Promotor Prof Dr Moeljarto
Tjokrowinoto dalam penilaiannya menyatakan, jasa dan karya Jakob Oetama dalam
bidang jurnalisme pada hakikatnya merefleksikan jasa dan karyanya yang luar
biasa dalam bidang kemasyarakatan dan kebudayaan. Ia juga telah memberikan
pengaruh tertentu kepada kehidupan pers di Indonesia. Dalam pertimbangannya,
UGM menilai Jacob Oetama sejak tahun 1965 berhasil mengembangkan wawasan dan
karya jurnalisme bernuansa sejuk, yaitu "kultur jurnalisme yang
khas", wawasan jurnalistik yang berlandaskan filsafat politik tertentu.
Kultur jurnalisme itu telah menjadi referensi bagi kehidupan jurnalisme di
Indonesia Jacob juga berkiprah dalam berbagai organisasi dalam maupun luar
negeri. Beberapa diantaranya pernah menjadi Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI), Anggota DPR Utusan Golongan Pers, Pendiri dan Anggota Dewan
Kantor Berita Nasional Indonesia, Anggota Dewan Penasihat PWI, Anggota Dewan
Federation Internationale Des Editeurs De Journaux (FIEJ), Anggota Asosiasi
International Alumni Pusat Timur Barat Honolulu, Hawai.
Profil bisnis/perusahaan
Harian Kompas adalah nama surat kabar Indonesia yang berkantor pusat
diJakarta. Koran Kompas diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara yang
merupakan bagian dari Kelompok Kompas Gramedia (KG). Untuk memudahkan akses
bagi pembaca di seluruh dunia, Kompas juga terbit dalam bentuk web
bernama kompas.com yang dikelola oleh PT Kompas Cyber Media. kompas.com
berisi berita-berita yang diperbarui secara aktual dan juga memiliki sub kanal
koran Kompas dalam bentuk digital. Harian Kompas adalah satu di antara
dua koran di Indonesia yang diaudit oleh Audit Bureau of Circulations
(ABC). Koran lainnya yang juga diaudit adalah Warta Kota.
Kompas terbit pertama kali pada tanggal 28 Juni 1965. Pada mulanya kantor
redaksi Kompas masih menumpang di rumah Jakob Oetama, kemudian berpindah
menumpang di kantor redaksi Majalah Intisari. Pada terbitan perdananya, Kompas
hanya terbit dengan 4 halaman dengan iklan yang hanya berjumlah 6 buah.
Selanjutnya, pada masa-masa awal berdirinya (1965) Koran Kompas terbit sebagai
surat kabar mingguan dengan 8 halaman, lalu terbit 4 kali seminggu, dan hanya
dalam kurun waktu 2 tahun telah berkembang menjadi surat kabar harian nasional
dengan oplah mencapai 30.650 eksemplar. Seiring dengan pertumbuhannya, seperti
kebanyakan surat kabar yang lain, harian Kompas saat ini dibagi menjadi tiga
bagian (section), yaitu bagian depan yang memuat berita nasional dan
internasional, bagian berita bisnis dan keuangan, bagian berita olahraga dan
iklan baris yang disebut dengan klasika.
Alasan disebut entrepreneur
Jakob Oetamo dapat dikatakan sebagai enterpreneur
karena dia telah menjalankan usaha dalam bidang jurnalistik yaitu surat kabar
kompas sejak tahun 1965. dia juga telah berhasil mengembangkan usahanya hingga
ke seluruh Indonesia, selain itu usahanya pun semakin maju dengan adanya web
kompas dan berbagai bentuk media lainnya yang dikembangkan oleh kompas.
Jacob Oetama merupakan sedikit dari sekian banyak profil
pengusaha sukses Indonesia, yang meniti karir dari nol. Selain itu berbeda
dengan kebanyakan para pengusaha muda jaman sekarang, yang meraih sukses karena
nama besar orang tua atau kerabat. Sedangkan Jacob Oetama, meniti sukses tanpa
memakai embel-embel nama besar kedua orang tua atau kerabatnya. Kesuksesan yang
diraih oleh Jacob Oetama, murni merupakan hasil kerja kerasnya sebagai seorang
pengusaha.
Karakter dan motivasi yang dimiliki
Menurut Jakob, salah satu yang terpenting adalah
semangat untuk bekerja dengan all out alias tidak setengah-setengah.
berkali-kali Jakob Oetama menekankan perlunya all out dalam bekerja baik oleh
wartawan, pemasaran, bagian yang berurusan dengan agen, maupun bagian lainnya.
Proses bisnis
Karir jurnalistik Jakob dimulai ketika menjadi
redaktur Mingguan Penabur tahun 1956. Pada April 1961, Ojong mengajak Jakob
membuat majalah baru bernama Intisari, isinya sari pati perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dunia. Majalah bulanan Intisari terbit pertama kali
bulan Agustus 1963. Untuk menjalani hidup sebagai wartawan, Jakob bergaul akrab
dengan kalangan wartawan seperti Adinegoro, Parada Harahap, Kamis Pari, Mochtar
Lubis, dan Rosihan Anwar. Majalah Intisari kemudian diperkuat oleh teman-teman
Jakob-Ojong dari Yogyakarta seperti Swantoro dan J Adisubrata. Menyusul
kemudian Indra Gunawan dan Kurnia Munaba. Bersama P.K OJONG ,Jacob oetama pada
tahun 1963 mendirikan majalah intisari.majalah ini berkiblat pada majalah
reader’sdigest yang berasal dari amerika. selanjutnya kisah sukses intisari
dilanjutkan dengan mendirikan sebuah Koran harian yang di beri nama KOMPAS.hal
ini terjadi pada tahun 1965,dimana pada masa itu Indonesia sedang di sibukan
oleh ancaman pemberontakan PKI.
Sejak awal 1960-an, Auwjong dan Jakob keduanya
sama-sama menjadi pengurus Ikatan Sarjana Katolik Indonesia. Juga pernah
sama-sama jadi guru dan punya minat besar pada sejarah. Seperti Star Weekly,
Intisari melibatkan banyak ahli. Di antaranya ahli ekonomi Prof. Widjojo
Nitisastro, penulis masalah-masalah ekonomi terkenal Drs. Sanjoto
Sastromihardjo, atau sejarawan muda Nugroho Notosusanto. Saat itu, pergaulan
Auwjong sudah sangat luas. Dia berteman baik dengan Goenawan Mohamad, Arief
Budiman, Soe Hok Gie, dan Machfudi Mangkudilaga. Intisari terbit 17 Agustus
1963. Seperti Star Weekly, ia hitam-putih dan telanjang, tanpa kulit muka.
Ukurannya 14 X 17,5 cm, dengan tebal 128 halaman. Logo "Intisari"-nya
sama dengan logo rubrik senama yang diasuh Ojong di Star Weekly. Edisi perdana
yang dicetak 10.000 eksemplar ternyata laris manis.
Setelah beberapa pengurus Yayasan Bentara Rakyat
bertemu Bung Karno, beliau mengusulkan nama "Kompas". Pengurus
yayasan - I.J. Kasimo (Ketua), Frans Seda (Wakil Ketua), F.C. Palaunsuka
(Penulis I), Jakob Oetama (Penulis II), dan Auwjong Peng Koen (bendahara) -
setuju. Mereka juga menyepakati sifat harian yang independen, menggali sumber
berita sendiri, serta mengimbangi secara aktif pengaruh komunis, dengan tetap
berpegang pada kebenaran, kecermatan sesuai profesi, dan moral pemberitaan.
Sesuai sifat Auwjong yang selalu merencanakan segala sesuatunya dengan cermat,
kelahiran Kompas disiapkan sematang mungkin.
Dari perkembangan kompas inilah,kemudian berdirilah
kelompok usaha KOMPAS GRAMEDIA. gramedia adalah nama yang di gunakan untuk
member label pada usaha toko buku.hingga kini kelompok kompas gramedia dibawah
kendali Jacob oetama sudah melebarkan sayapnya di bebagai bidang usaha.termasuk
diantaranya mengelola bisnis hotel serta sempat berkiprah didunia jurnalistik
pertelevisian.
Dibawah kepemimpinan Jacob oetama telah terjadi
metamorfosis pers dari pers yang sektarian menjadi media massa yang
merefleksikan inclusive democracy. Pengalaman kerja di bidang jurnalisme
dimulai dari editor majalah Penabur, Ketua Editor majalah bulanan Intisari,
Ketua Editor harian Kompas, Pemimpin Umum/Redaksi Kompas, dan Presiden Direktur
Kelompok Kompas-Gramedia. Sejumlah karya tulis Jacob Oetama, antara lain,
Kedudukan dan Fungsi Pers dalam Sistem Demokrasi Terpimpin, yang merupakan
skripsi di Fisipol UGM tahun 1962, Dunia Usaha dan Etika Bisnis (Penerbit Buku
Kompas, 2001), serta Berpikir Ulang tentang Keindonesiaan (Penerbit Buku
Kompas, 2002)
BMC (bisnis model canvas)
1.
Customer Segments
Warga Indonesia yang sedang mengalami krisis pada
zaman PKI
2.
Value Proposition
Sebagai sarana informasi yang bersifat netral dan
memberi menyampaikan berita secara jujur sesuai fakta
3.
Channel
cara mengantarkan berita melalui surat kabar, dengan
cara menyampaikan berita yang informatif
4.
Customer Relationship
kompas memberikan berita secara padat kepada pelanggan
tanpa banyaknya iklan yang ada di dalam surat kabar tersebut, sehingga pelanggan
mendapat informasi yang lebih banyak dan beraneka ragam
5.
Revenue Stream
pemasukan terjadi dari penjualan surat kabar dan biaya
pemasangan iklan
6.
Key Activities
kompas setiap hari menerbitkan surat kabar baru untuk
memberikan update berita terbaru secara aktual
7.
Key Partner
P.K Ojong sebagai sahabat Jakob Oetama
Key Resource
PT Kompas Media Nusantara
9.
Cost Structure
biaya terbanyak yang harus dikeluarkan adalah biaya
percetakan dan distribusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar